Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hallo sahabatku, kembali lagi di Blog Deboa. Kow choi atau Kucai merupakan sejenis tanaman sayur dari keluarga bawang-bawangan. Namun yang digunakan hanya daunnya saja,tidak dengan umbinya. Sementara itu bawang-bawangan lainnya dimanfaatkan daun beserta umbinya. Si pemilik nama binomial Allium tuberosum ini memiliki bunga berwarna putih, daunnya pipih dan ramping sehingga kadang disamakan dengan rerumputan.
Banyak yang bilang kalau daun kucai itu seperti daun bawang prei. Padahal jelas berbeda. Jika teliti memeperhatikannya, maka akan terlihat di area batang kucai yang pipih sedikit berwarna ungu. Sementara daun bawang prei yang tebal berbatang putih dan hijau muda. Apalagi ukuran bawang prei yang jauh lebih besar daripada kucai. Aromanya juga berbeda dengan bawang prei. Daun kucai lebih cenderung seperti aroma bawang putih.
Bawang kucai atau daun kucai memang jarang dijadikan bahan masakan di Indonesia. Daun bawang ini justru banyak ditemui di masakan-masakan Tionghoa atau masakan Jepang. Daun kucai bisa digunakan untuk membuat salad, namun ingat untuk menghilangkan bunganya ketika mencampurkannya dengan baahn-bahan salad lainnya. Bunganya cenderung pahit, jadi sebaiknya dibuang saja. Kucai juga sebagai bahan pelengkap masakan seperti bubur ayam ataupun berbagai sup.
Ada dua (2) jenis benih kucai, yaitu kucai biasa atau chives, dan garlic chives atau bawang kucai. Bawang kucai atau garlic chives bau bawang putihnya lebih kuat dibandingkan chives atau kucai biasa. Tapi bukan berarti kucai biasa tidak berbau bawang putih lho ya.
Dalam artikel ini akan diberikan cara-cara memanen daun kucai dengan benar. Biasanya daun kucai yang telah dipanen pertama kalinya, sudah tidak bisa terproduksi lagi. Padahal sebenarnya ketika sudah dipanen, maka daun baru akan segera tumbuh dan nantinya bisa dipanen lagi. Jadi, silahkan ikuti langkah-langkah di bawah ini!
1. Perhatikan kapan kucai siap dipakai
Daun kucai yang telah dewasa sudah siap dipanen. Daun yang dewasa berwarna hijau gelap dan berukuran panjang kira-kira 15-20 cm.
2. Perhatikan alat panen
Gunakan gunting yang tajam dan bersih untuk memotongnya. Gunting yang tajam tidak akan merusak tanaman. Jadi umbi yang terpotong dari daunnya masih bisa tumbuh dan berproduksi lagi.
3. Pemotongan
Pada saat memotong daunnya, potonglah dari arah luar dan jangan terlalu dekat dengan umbinya, karena apabila umbinya ikut terpotong, maka akan menghambat pertumbuhan daun kucai lagi berikutnya. Sisakan 1/2inci daun diatas permukaan tanah.
4. Penggunaan
Daun kucai yang telah dipanen dapat bertahan selama satu minggu. Jika ingin digunakan, silahkan langsung diolah bersama masakan. Namun jika hanya digunakan sedikit, maka sisanya bisa Anda simpan lagi di lemari pendingin/ lemari es. Bisa juga dengan membekukannya dengan es batu hingga kering lalu menyimpannya agar tahan lama. Kemudian pembuatan cuka kucai juga merupakan salah satu alternatif untuk mengawetkannya.
Itulah ulasan singkat mengenai tata cara memanen daun kucai yang Anda tanam. Silahkan ikuti prosedurnya yah
Banyak yang bilang kalau daun kucai itu seperti daun bawang prei. Padahal jelas berbeda. Jika teliti memeperhatikannya, maka akan terlihat di area batang kucai yang pipih sedikit berwarna ungu. Sementara daun bawang prei yang tebal berbatang putih dan hijau muda. Apalagi ukuran bawang prei yang jauh lebih besar daripada kucai. Aromanya juga berbeda dengan bawang prei. Daun kucai lebih cenderung seperti aroma bawang putih.
Bawang kucai atau daun kucai memang jarang dijadikan bahan masakan di Indonesia. Daun bawang ini justru banyak ditemui di masakan-masakan Tionghoa atau masakan Jepang. Daun kucai bisa digunakan untuk membuat salad, namun ingat untuk menghilangkan bunganya ketika mencampurkannya dengan baahn-bahan salad lainnya. Bunganya cenderung pahit, jadi sebaiknya dibuang saja. Kucai juga sebagai bahan pelengkap masakan seperti bubur ayam ataupun berbagai sup.
Ada dua (2) jenis benih kucai, yaitu kucai biasa atau chives, dan garlic chives atau bawang kucai. Bawang kucai atau garlic chives bau bawang putihnya lebih kuat dibandingkan chives atau kucai biasa. Tapi bukan berarti kucai biasa tidak berbau bawang putih lho ya.
Dalam artikel ini akan diberikan cara-cara memanen daun kucai dengan benar. Biasanya daun kucai yang telah dipanen pertama kalinya, sudah tidak bisa terproduksi lagi. Padahal sebenarnya ketika sudah dipanen, maka daun baru akan segera tumbuh dan nantinya bisa dipanen lagi. Jadi, silahkan ikuti langkah-langkah di bawah ini!
1. Perhatikan kapan kucai siap dipakai
Daun kucai yang telah dewasa sudah siap dipanen. Daun yang dewasa berwarna hijau gelap dan berukuran panjang kira-kira 15-20 cm.
2. Perhatikan alat panen
Gunakan gunting yang tajam dan bersih untuk memotongnya. Gunting yang tajam tidak akan merusak tanaman. Jadi umbi yang terpotong dari daunnya masih bisa tumbuh dan berproduksi lagi.
3. Pemotongan
Pada saat memotong daunnya, potonglah dari arah luar dan jangan terlalu dekat dengan umbinya, karena apabila umbinya ikut terpotong, maka akan menghambat pertumbuhan daun kucai lagi berikutnya. Sisakan 1/2inci daun diatas permukaan tanah.
4. Penggunaan
Daun kucai yang telah dipanen dapat bertahan selama satu minggu. Jika ingin digunakan, silahkan langsung diolah bersama masakan. Namun jika hanya digunakan sedikit, maka sisanya bisa Anda simpan lagi di lemari pendingin/ lemari es. Bisa juga dengan membekukannya dengan es batu hingga kering lalu menyimpannya agar tahan lama. Kemudian pembuatan cuka kucai juga merupakan salah satu alternatif untuk mengawetkannya.
Itulah ulasan singkat mengenai tata cara memanen daun kucai yang Anda tanam. Silahkan ikuti prosedurnya yah