Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hallo sahabatku, kembali lagi di Blog Deboa. Miracle berry (Richadella dulcifica) biasa juga dikenal sebagai miracle fruit. Jika Anda menemukannya, cobalah untuk merasakan rasanya di dalam mulut. Buah merah ini memiliki rasa manis yang sedikit tajam, sedikit mirip rasa cranberry. Namun, ini bukanlah rasa dari buahnya sendiri. Untuk mengetahui mengapa buah ini diberi nama seperti itu, Anda harus memakan sesuatu yang asam. Buah ini mampu membuat rasa asam pada makanan menjadi rasa manis yang lezat. Oh, lebih dari itu, Anda bisa meneguk cuka seperti segelas milkshake. Atau Anda bisa mengunyah lemon tanpa mengernyitkan kening layaknya memakan permen.
Rahasia dari keajaiban ini adalah sebuah protein yang bernama miraculin. Saat ini, peneliti bernama Ayako Koizumi dari Universitas Tokyo sudah menemukan bagaimana cara protein tersebut bekerja di lidah kita.
Orang-orang di Afrika Barat sudah mengunyah buah ajaib sebelum makan selama berabad-abad. Hal itu demi mendapatkan rasa manis yang tak biasa sebelum memakan makanan yang asam. Orang-orang Eropa sudah peduli pada buah ini pada tahun 1725, saat petualang dari Perancis, Chevalier des Marchais, mendeskripsikan kegunaan dari buah ajaib ini.
Garis besarnya adalah miraculin mengubah bentuk protein pada lidah kita yang disebut reseptor rasa manis. Protein ini biasanya terbentuk dari gula, namun ketika miraculin tidak dapat menemukannya, mereka meresponnya pada asam juga. Tiba-tiba, rasa asam terasa menjadi rasa yang manis.
Berdasarkan pada percobaan Koizumi, penjelasan tersebut tidaklah tepat. Ia menunjukkan bahwa miraculin menusuk tepat pada reseptor rasa manis dan miraculin pun menempel lebih kuat dibandingkan pemanis lain seperti aspartam atau sakain. Jika pada kondisi asam, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Miraculin mengisi reseptor rasa manis. Ini mengubahnya menjadi bentuk yang aktif, sambil membuatnya menjadi ekstra sensitif pada pemanis seperti aspartam.
Miraculin menduduki reseptor rasa manis selama sekitar satu jam. Sebagian besar dari waktu tersebut digunakannya untuk menyenyapkan reseptor itu. Hal itulah menjadi sebab mengapa rasa dari buah ini tidak terlalu terasa. Lalu ketika Anda menggigit atau meneguk sesuatu yang asam, miraculin segera menambah ekstra proton dan menganti bentuknya. Sementara itu, miraculin juga mengganti bentuk reseptor rasa manis.
Koizumi juga melihat ada protein lain yang dapat mengubah rasa, yaitu neoculin. Protein tersebut berasal dari tanaman lumbah dari Malaysia yang dapat mengubah rasa asam ke rasa manis. Neoculin juga merangsang reseptor manis, namun ia juga berhenti di sana.
Secara ajaib, miraculin dan neoculin sama sekali tidak berhubungan. Bentuk dan ukurannya pun berbeda. Keduanya terbuat dari asam amino yang berbeda. Mereka juga menyentuh bagian reseptor rasa manis yang berbeda. Tidak seperti miraculin, neoculin memiliki rasa manisnya tersendiri. Neoculin mengubah rasa asam bahkan pada rasa yang jauh lebih manis. Aspek ajaib dari dua protein ini sebenarnya tidak mengubah rasa asam menjadi manis, namun keduanya mendorong hal yang sama melalui dua arti yang sangat berbeda.
Rahasia dari keajaiban ini adalah sebuah protein yang bernama miraculin. Saat ini, peneliti bernama Ayako Koizumi dari Universitas Tokyo sudah menemukan bagaimana cara protein tersebut bekerja di lidah kita.
Orang-orang di Afrika Barat sudah mengunyah buah ajaib sebelum makan selama berabad-abad. Hal itu demi mendapatkan rasa manis yang tak biasa sebelum memakan makanan yang asam. Orang-orang Eropa sudah peduli pada buah ini pada tahun 1725, saat petualang dari Perancis, Chevalier des Marchais, mendeskripsikan kegunaan dari buah ajaib ini.
Garis besarnya adalah miraculin mengubah bentuk protein pada lidah kita yang disebut reseptor rasa manis. Protein ini biasanya terbentuk dari gula, namun ketika miraculin tidak dapat menemukannya, mereka meresponnya pada asam juga. Tiba-tiba, rasa asam terasa menjadi rasa yang manis.
Berdasarkan pada percobaan Koizumi, penjelasan tersebut tidaklah tepat. Ia menunjukkan bahwa miraculin menusuk tepat pada reseptor rasa manis dan miraculin pun menempel lebih kuat dibandingkan pemanis lain seperti aspartam atau sakain. Jika pada kondisi asam, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Miraculin mengisi reseptor rasa manis. Ini mengubahnya menjadi bentuk yang aktif, sambil membuatnya menjadi ekstra sensitif pada pemanis seperti aspartam.
Miraculin menduduki reseptor rasa manis selama sekitar satu jam. Sebagian besar dari waktu tersebut digunakannya untuk menyenyapkan reseptor itu. Hal itulah menjadi sebab mengapa rasa dari buah ini tidak terlalu terasa. Lalu ketika Anda menggigit atau meneguk sesuatu yang asam, miraculin segera menambah ekstra proton dan menganti bentuknya. Sementara itu, miraculin juga mengganti bentuk reseptor rasa manis.
Koizumi juga melihat ada protein lain yang dapat mengubah rasa, yaitu neoculin. Protein tersebut berasal dari tanaman lumbah dari Malaysia yang dapat mengubah rasa asam ke rasa manis. Neoculin juga merangsang reseptor manis, namun ia juga berhenti di sana.
Secara ajaib, miraculin dan neoculin sama sekali tidak berhubungan. Bentuk dan ukurannya pun berbeda. Keduanya terbuat dari asam amino yang berbeda. Mereka juga menyentuh bagian reseptor rasa manis yang berbeda. Tidak seperti miraculin, neoculin memiliki rasa manisnya tersendiri. Neoculin mengubah rasa asam bahkan pada rasa yang jauh lebih manis. Aspek ajaib dari dua protein ini sebenarnya tidak mengubah rasa asam menjadi manis, namun keduanya mendorong hal yang sama melalui dua arti yang sangat berbeda.