Apakah Kentut berasal dari Kemaluan Depan Dapat Membatalkan Wudhu?

deboaberab.blogspot.com - Kentut yang terhadap kebanyakan muncul dari dubur, ternyata Kentut terhitung sanggup muncul dari vagina (atau disebut queef). Kondisi ini berlangsung ketika tersedia hawa yang terjebak di didalam rongga vagina. 

Pada saat tertentu, hawa ini sanggup muncul dari vagina dan menyebabkan suara seperti kentut. Bedanya queef tidak mengakibatkan bau.Salah satu pengakuan dari perempuan menyatakan apa yang dialaminya terhitung lebih dari satu teman-temanya; queef ini sering berlangsung sesudah membuang air kecil, serta tidak bisanya ditahan seperti halnya kentut terhadap umumnya. 

Pertanyaannya apakah queef membatalkan wudhu seperti halnya kentut ? Ternyata problem queef sudah dibahas oleh para ulama dan diperselisihkan perihal apakah perihal ini membatalkan wudhu atau tidak. 

Berikut perbedaan pendapat di kalangan ulama: 

وَاخْتَلَفُوا فِي الرِّيحِ الْخَارِجَةِ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِ:فَقَال الْحَنَفِيَّةُ فِي الأْصَحِّ وَالْمَالِكِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: لاَ تُعْتَبَرُ حَدَثًا، وَلاَ يُنْتَقَضُ بِهَا الْوُضُوءُ، لأِنَّهَا اخْتِلاَجٌ وَلَيْسَ فِي الْحَقِيقَةِ رِيحًا مُنْبَعِثَةً عَنْ مَحَل النَّجَاسَةِ، وَهَذَا فِي غَيْرِ الْمُفْضَاةِ، فَإِنْ كَانَتْ مِنَ الْمُفْضَاةِ فَصَرَّحَ الْحَنَفِيَّةُ أَنَّهُ يُنْدَبُ لَهَا الْوُضُوءُ، وَقِيل: يَجِبُ، وَقِيل: لَوْ مُنْتِنَةً، لأِنَّ نَتَنَهَا دَلِيل خُرُوجِهَا مِنَ الدُّبُرِ.وَقَال الشَّافِعِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ أُخْرَى عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: إِنَّ الْخَارِجَةَ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِحَدَثٌ يُوجِبُ الْوُضُوءَ ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وُضُوءَ إِلاَّ مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيحٍ 

Artinya, “Para Fuqaha berbeda pendapat didalam persoalan angin yang muncul dari zakar atau kemaluan perempuan. Mazhab Al-Hanafiyyah didalam pendapat mereka yang paling Shahih, Mazhab Al-Malikiyyah, dan satu riwayat Mazhab Al-Hanabilah mengatakan, queef tersebut tidak dianggap sebagai hadats dan membatalkan wudhu sebab queef adalah sebuah pergerakan/getaran yang terhadap hakikatnya bukan angin yang timbul dari daerah najis. 




Pendapat ini (berlaku) terhadap tak hanya Al- Mufdhat (wanita yang saluran kencing dan saluran tinjanya menyatu atau bercampur jadi satu). Adapun mengenai queef dari Al-Mufdhat, Al-Hanafiyyah menganjuran wudhu bagi yang bersangkutan. 

Sebagian ulama menyatakan kewajiban wudhu. Ada terhitung ulama yang mewajibkan wudhu kalau anginnya berbau busuk sebab bau busuk menunjukkan bahwa anginnya muncul dari dubur. Mazhab Asy-Syafi'iyyah dan satu riwayat Al-Hanabilah mengatakan, ‘Sungguh segala yang muncul dari zakar atau kemaluan perempuan adalah hadats yang mewajibkan wudhu sebab sabda Nabi Muhammad SAW, ‘Tidak kudu berwudhu jika jika mendengar suara atau mencium bau.’’” (Wizaratul Auqaf was Syu’unul Islamiyah Kuwait, Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Mesir, Darus Shafwah: tanpa catatan tahun], juz XVII, halaman 112). 

Dari penjelasan di atas sanggup disimpulkan bahwa queef membatalkan wudhu menurut Mazhab Syafi'i dan salah satu riwayat dari Mazhab Hanbali sebab menyaksikan keumuman hadits “Tidak kudu berwudhu jika jika mendengar suara atau mencium bau." 

Adapun Mazhab Hanafi, Maliki, dan satu riwayat dari Mazhab Hanbali mengatakan, queef tidak membatalkan wudhu sebab bukan berasal dari daerah najis seperti kentut dari dubur, melainkan sebuah pergerakan/getaran vagina yang lantas mengakibatkan suara. 

Secara spesifik Mazhab Malikiyah didalam persoalan perkara yang membatalkan wudhu mengecualikan perkara yang tidak biasa (ghairul mu'tad) yang muncul dari dubur atau qubul sehingga queef tidaklah membatalkan wudhu sebab dianggap bukan perkara yang biasa. 

واستثنى المالكية الخارج غير المعتاد من المخرج في حالة الصحة، كالدم والقيح والحصى والدود، والريح أو الغائط من القبل، والبول من الدبر 

Artinya, "Mazhab Malikiyah mengecualilan perkara yang tidak biasa muncul didalam situasi sehat seperti darah, nanah, kerikil, belaung, angin, tinja dari qubul dan kencing dari dubur." (Syekh Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adilatuh, [Damaskus, Dar Fikr: tanpa tahun] juz I, halaman 419).

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/123520/apakah-kentut-dari-kemaluan-depan-dapat-membatalkan-wudhu-

Eddit @hakimlfc13

Komentar

Enjoy journey, you is the best ☻